Segala ketiadaan kini merengkuhmu
Jauh tercampakan dari
segala peradaban masa ke masa
Kini kau terbuang dari segala kemilau mewah
megahnya harta dan kuasa
yang telah membuatmu mongkok dan adidaya dipelataran singgasanamu.
Di gulungan ombak berbukit
terengah – engah nafas tersesak, gelap menyapa
Tebata-bata mengeja kalimat pengakuan dibatas akhir
Ingatkah?
Ketika dua orang lelaki
membawa mu’zizat
Beritakan ke Esa-an?
Lalu kau pongah berparas beringas
Mereka ibarat sepasang cencawan
Menerangkan dengan lantang
Menggetarkan para
penyihir campin bertipu
Kau berbuai dengan segala tingkah konyol
Lihatlah mereka berdua
yang didaktis Mengelon penuh lembut Beritakan keindahan bak keluwung di penghabisan hujan
Tapi kau murka mengundang celaka
membabi buta mereka
berdua dan kau mati dibelahan lautan bergelombang
Mungkin kau berasumsi
untuk menyalakan obor diatas kaldron merayakan pesta pora
Tapi sayang kisahmu berakhir nista
Begitu dramatis
Kini kau dapat melihat
dengan nyata berita mereka berdua
Di alam abadi seperti visiun tak berbatas
*Kisah Fir’aun š
ikut meramaikan Arisan Kata nya Bang Moes di Multiply.com